Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan terbaru terkait virus Corona atau Covid 19 di Indonesia. Dalam pernyataan terbarunya, Jokowi meminta agar masyarakat hidup berdampingan dengan virus Corona. Hal itu agar aktivitas masyarakat tetap bisa berjalan normal.
Ini merupakan kedua kalinya Jokowi mengatakan agar masyarakat hidup berdampingan dengan Corona. Pernyataan pertama dilontarkan Jokowi pada 7 Mei. "Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid 19 untuk beberapa waktu ke depan," katanya Jokowi saat itu sebagaiaman dikutip dari
Kini, untuk kedua kalinya, Jokowi melontarkan pernyataan serupa. Meski meminta masyarakat berdampingan dengan corona, Jokowi menegaskan belum berencana melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jokowi juga membantah permintaan itu sebagai bentuk sikap menyerah dalam menangani virus Corona.
Berikut pernyatan terbaru Jokowi dalam keterangan pers, Jumat (15/5/2020) sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Kabinet: Apakah pemerintah akan memulai pelonggaran PSBB? Belum ya, tapi kita ingin terus akan melihat angka angka, akan melihat fakta fakta di lapangan. Intinya, kita harus sangat hati hati, jangan sampai kita keliru memutuskan.
Jangan sampai keliru memutuskan, tapi kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini, kondisi yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja), kondisi masyarakat yang menjadi tidak berpenghasilan lagi, ini harus dilihat. Kita ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari COVID 19. Dalam tahapan masyarakat produktif dan aman dari COVID 19, apakah masyarakat dapat beraktivitas normal kembali.
Ya. Beraktivitas, ya. Dan kita memang harus berkompromi dengan COVID 19, bisa hidup berdampingan dengan COVID 19 yang kemarin saya bilang, kita harus berdamai dengan COVID 19. Karena informasi terakhir dari WHO (World Health Organization) yang saya terima bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang. Artinya, sekali lagi, kita harus berdampingan hidup dengan COVID 19.
Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif dan aman dari COVID 19. Berdamai itu artinya kita menyerah dengan COVID 19? Ndak, enggak, enggak, enggak, bukan seperti itu.
Berdampingan itu justru kita tidak menyerah tapi menyesuaikan diri. Kita lawan keberadaan virus COVID 19 tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan, dan pemerintah akan mengatur agar kehidupan kita berangsur angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta fakta yang terjadi di lapangan. Saya tekankan, keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas.
Ini jangan dibenturkan sebagai sebuah pilihan, ini bukan dilema. Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini, itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru. Tapi kehidupan yang berbeda itu bukanlah kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan.
Kita kembali, kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan. Ini penyakit berbahaya tapi kita bisa mencegah dan menghindarinya asal, yang sudah berkali kali saya sampaikan, jaga jarak yang aman, kemudian cuci tangan setelah beraktivitas, pakai masker, ini penting. Jadi dalam tatanan kehidupan baru nanti, memang itu yang harus kita pegang.
Jika kondisi masyarakat produktif dan aman dari COVID 19, apakah PSBB akan dicabut? Tidak dicabut. PSBB terus tapi seperti tadi yang sudah saya sampaikan, kita harus memiliki sebuah tatanan kehidupan baru untuk bisa berdampingan dengan COVID 19.
Artinya, kehidupan masyarakat berjalan. Sekali lagi, kehidupan masyarakat berjalan tapi kita juga harus bisa menghindarkan diri dari COVID 19, dengan cara tadi, cuci tangan setelah beraktivitas, jaga jarak yang aman, dan pakai masker. Dalam tahapan masyarakat produktif dan aman dari COVID 19, apakah sektor usaha boleh dibuka?
Ya, tentu saja nanti setelah diputuskan, sektor sektor usaha yang tutup, berangsur angsur bisa buka kembali. Tentu dengan cara cara yang aman dari COVID 19 agar tidak menimbulkan risiko meledaknya wabah. Saya ambil contoh, misalnya restoran bisa mulai buka tapi isinya mungkin hanya 50 persen, jarak antarkursi diperlonggar, jarak antarmeja diperlonggar.
Apakah pemerintah daerah juga mengeluh PAD (Pendapatan Asli Daerah) mereka berkurang? Ya, kalau sekarang ini, semuanya mengeluh. Karena pasti Pendapatan Asli Daerah/PAD nya menurun drastis dan ini yang dikeluhkan oleh daerah daerah, ada yang menurun sampai separuh, ada yang menurun 30 persen.
Ya karena aktivitas masyarakat juga anjlok sehingga retribusi tidak bisa dipungut. Sekali lagi, ini relevansi dari sebuah kebijakan pasti konsekuensinya ada, yaitu income PAD turun. Tidak khawatir akan terjadi second wave (pandemi COVID 19)?
Jokowi: Ya, di depan tadi kan sudah saya sampaikan bahwa kita harus tetap ketat menjaga protokol kesehatan, untuk tetap menjaga jarak, tetap mencuci tangan sehabis kegiatan, tetap memakai masker, kuncinya di situ. (Jika pelonggaran PSBB dijalankan), bagaimana dengan evaluasinya? Ya, nanti akan dievaluasi terus setiap waktu, akan dievaluasi terus setiap waktu.
Kira kira kapan tahapan masyarakat produktif dan aman dari COVID 19 dimulai? Sekali lagi, ini akan kita putuskan setelah kita melihat fakta fakta (di) lapangan dan angka angka dari kurva positif korona, kurva sembuh, dan kurva yang meninggal (wafat).