Luka Modric dapat dikatakan sebagai pesepak bola yang akhirnya mampu menghentikan dominasi Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Salah satu bukti keberhasilan Modric menghentikan dominasi keduanya ketika ia mampu memenangkan penghargaan Ballon d'Or 2018. Walaupun sempat menimbulkan kontroversial, namun Modric tetap dianggap layak mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.

Apalagi ia kala itu dianugerahi bola emas Piala Dunia 2018. Dia juga menjadi sosok kapten utama dibalik keberhasilan Timnas Kroasia melaju sampai partai final Piala Dunia 2018. Selain itu, ia tercatat membantu Real Madrid merengkuh gelar juara Liga Champions bersama Real Madrid tahun tersebut.

Luka Modric akhirnya dianugerahi penghargaan individu bergengsi mulai dari Ballon d'Or, pemain terbaik FIFA, dan pemain terbaik UEFA pada tahun 2018. Keberhasilan Luka Modric mengakhiri dominasi Ronaldo dan Messi tersebut akhirnya mendapatkan pujian setinggi langit dari Novak Djokovic. Novak Djokovic sendiri merupakan petenis yang yang saat ini masih menduduki ranking satu dunia.

"Momen itu tentu menjadi salah satu hal terbesar dalam sejarah, ia memenangkan Golden Ball dalam kompetisi antara Messi dan Ronaldo dan para pemain hebat lainnya dalam era sekarang," ujar Novak Djokovic dilansir . "Itu adalah sesuatu yang luar biasa sehingga kita hanya akan mengerti setelah dia menyelesaikan karirnya," tambahnya. Berbicara tentang hubungannya dengan Modric, Djokovic mengaku sudah lama tidak berbicara dengan pemain Timnas Kroasia tersebut.

"Aku belum mendengar kabar darinya, kami telah saling berbicara pada awal tahun ini," akuinya. "Kami berbicara tentang beberapa acara yang bisa kami lakukan bersama baik dalam kawasan maupun dunia," tukas Djokovic. "Modric adalah salah satu pemain terbaik dunia, ia bak pesulap ketika memegang bola," tutupnya.

Petenis nomor satu dunia tersebut kini telah mengoleksi 17 gelar Grand Slam. Petenis Serbia, Novak Djokovic merasa percaya diri bisa segera mencatatkan namanya di buku sejarah sebagai pemegang rekor pemegang grand slam terbanyak. Djokovic tidak ragu dengan kemampuan yang ia miliki untuk bisa menjadi petenis terbanyak yang memenangkan gelar grand slam.

Petenis nomor satu dunia tersebut kini telah mengoleksi 17 gelar Grand Slam. Koleksi gelarnya dua di belakang Rafael Nadal (Spanyol) dan tiga lebih sedikit dari Roger Federer (Swiss). "Saya selalu sangat percaya pada diri saya sendiri," ujar Djokovic seperti dikutip dari .

Selain berpeluang memecahkan rekor sebagai pemegang gelar juara Grand Slam terbanyak. Petenis Serbia 32 tahun tersebut juga bisa menorehkan rekor baru dengan menduduki ranking satu dunia dengan jangka waktu terlama. "Saya percaya saya bisa memenangkan banyak gelar dan memecahkan rekor lain sebagai nomor satu terlama, itu jelas merupakan tujuanku yang jelas," jujur Djokovic.

Pernyataan optimis yang diusung oleh Djokovic tersebut sejatinya tidak keliru mengingat dirinya memang tengah dalam performa terbaiknya. Petenis yang berparas tampan tersebut telah mengangkat Piala ATP bersama negaranya, Serbia pada tahun ini Selain itu, ia telah memenangkan gelar kedelapan Australia Open dan kelima ajang Kejuaraan Tenis Dubai 2020.

Kini, ia mencatatkan performa impresif berupa 21 laga tak terkalahkan. Djokovic kini telah menduduki peringkat teratas dunia selama 282 minggu. Rekor terlama masih dipegang oleh Roger Federer yang pernah menduduki peringkat pertama dunia selama 310 minggu.

Walaupun usianya telah menginjak 32 tahun, Djokovic yakin bisa terus tampil hingga 40 tahun. "Saya tidak percaya pada batas, saya pikir batasan hanya sebuah ilusi ego atau pikiran anda," sambung Djokovic. Menarik untuk melihat bagaimana perjuangan Djokovic untuk bisa mewujudkan ambisinya tersebutguna menjadi pemegang rekor terbanyak gelar Grand Slam dalam sejarah.