Update terbaru jumlah korban virus corona capai 2345 jiwa di China. Dilaporkan satu warga terinfeksi diduga bisa tulari 100 orang lainnya di Korea Selatan. Jumlah korban meninggal akibat virus corona di China mencapai 2.345 orang, setelah otoritas melaporkan ada 109 kasus kematian. Kemudian dalam laporan harian infeksi, terdapat 397 kasus, jauh menurun jika dibandingkan 900 orang yang terkonfirmasi positif lapor Kompas.com pada Jumat (21/2/2020).

Dilansir AFP Sabtu (22/2/2020), total kasus infeksi virus corona mencapai lebih dari 76.000, dengan korban meninggal di angka 2.345 orang. Penurunan kasus infeksi baru terjadi setelah otoritas Hubei, provinsi yang menjadi pusat penyebaran, melakukan revisi untuk melenyapkan "keraguan". Jumlah kasus harian pada 19 Februari mengalami perubahan dari 394 menjadi 820, demikian keterangan Komisi Kesehatan Nasional China.

Kemudian pada 20 Februari, lebih dari 400 kasus membuat jumlah korban yang tertular virus dengan nama resmi Covid 19 menjadi 75.891. Keputusan Beijing mengubah data lawas di Hubei, yang sudah diumumkan pada Jumat (21/2/2020), adalah langkah terbaru yang semakin mempersulit pelacakan virus. Infeksi virus corona jenis baru yang kini bernama Covid 19 di Korea Selatan (Korsel) mengalami peningkatan signifikan hanya dalam waktu beberapa hari terakhir.

Pihak berwenang melaporkan 6 kali lipat kasusnya dalam 4 hari. Dilansir dari Korea Herald, melaporkan 142 kasus baru virus corona pada Sabtu (22/2/2020). Hal itu membuat total kasus di Korea Selatan menjadi 346 kasus.

Sebagian besar infeksi baru ditelusuri ke rumah sakit di daerah tenggara Cheongdo dan sekte Kristen kecil di kota tenggara Daegu. Dari 142 kasus baru, 92 di antaranya terkait dengan Rumah Sakit Daenam di Cheongdo, tempat kematian pertama Korea Selatan terjadi. Di Korea Selatan hingga kini sudah ada dua kematian akibat virus corona.

Kematian pertama pada hari Rabu (19/2/2020), yaitu seorang pria berusia 63 tahun yang meninggal karena pneumonia dan positif virus tersebut. Lalu kematian kedua pada hari Jumat (21/2/2020), seorang wanita berusia 55 tahun. Dia dikonfirmasi mengidap virus corona di hari yang sama.

Kasus di Korea Selatan pada Rabu (19/2/2020) masih di angka 46 kasus. Namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan, kasusnya meningkat jadi 208 kasus pada Jumat (21/2/2020). Sebanyak 104 kasus baru pada Jumat berasal dari Daegu, 300 kilometer tenggara Seoul.

Sekitar 2,5 juta penduduk Daegu diminta untuk tinggal di rumah. Daegu dan Cheongdo ditetapkan sebagai "zona manajemen khusus" pada Jumat (21/2/2020). Sejauh ini, KCDC mengkarantina 9.336 anggota Sekte Shincheonji. Di antara mereka 544 orang yang diduga tertular virus sedang diuji untuk virus tersebut.

Saat ini status Korea Selatan soal corona masih di level ketiga, yaitu orange. Tapi respons virus akan dilakukan dengan tingkat merah. Seorang paramedis Laboratorium memegang sampel virus corona di laboratorium Hengyang, Provinsi Henan, China, Rabu (19/02/2020). (STR/AFP)

IlmuwanChinamelaporkan seorang perempuan warga negaraChinaberusia 20 tahun bepergian sejauh 675 kilometer arah utara ke Anyang, dan akhirnya menularkanvirus coronakepada lima kerabatnya, Jumat (21/2/2020) kemarin. Dilansir Channel News Asia, perempuan ini tak pernah menunjukkan gejala terinfeksi. Ini menjadi bukti bahwa orang yang tak menunjukkan gejala penyakit tersebut dapat menyebarkan virus corona.

Studi kasus yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association menawarkan petunjuk bagaimanavirus coronamenyebar dan menyatakan mengapa itu mungkin sulit untuk dihentikan. "Ilmuwan telah bertanya apakah kamu bisa terinfeksi dan terlihat tidak sakit? Jawaban pertanyaan ini tampaknya ya," ujar Dr William Schaffner, ahli penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, yang tak dilibatkan dalam studi tersebut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (22/2/2020). Para peneliti telah melaporkan sejumlah individu tanpa gejala yang ternyata menyebarkan virus itu. Schaffner mengatakan yang membedakan dalam studi ini adalah adanya tawaran eksperimen di laboratorium.

"Kamu memiliki pasien dariWuhantempat virus berasal dan bepergian ke tempat yang tak ada virusnya. Perempuan ini tetap tak menunjukkan gejala, menginfeksi sejumlah keluarganya, dan kamu memiliki grup dokter yang segera menangkap momen itu dan mengetes semuanya," kata Schaffner. Berdasarkan laporan Dr Meiyun Wang dari People's Hospital of Zhengzhou University, perempuan ini bepergian dariWuhanke Anyang pada 10 Januari dan mengunjungi beberapa kerabatnya. Ketika kerabatnya mulai sakit, dokter mengisolasi perempuan tersebut dan mengetesnya apakah terinfeksivirus corona.

Hasil tes awal menunjukkan perempuan itu negatif, tetapi tes lanjutan menunjukkan dia positif terinfeksi. Kelima kerabat perempuan berusia 20 tahun itu kemudian mulai mengalami gejalavirus corona. Namun hingga 11 Februari, perempuan ini tetap tak menunjukkan gejala sama sekali.