Ledakan di Beirut pada Selasa (4/8/2020) membuat seluruh dunia tercengang. Beberapa negara menunjukkan aksi solidaritas mereka bagi warga Beirut yang tengah berkabung. Di Prancis, ikon paling terkenal di dunia, Menara Eiffel, pun turut menunjukkan solidaritasnya dengan mematikan lampu.

Mengutip , pada Rabu sebelumnya, lilin dinyalakan di luar basilika Sacre Coeur, Paris Rabu (5/8/2020) lalu sebagai peringatan atas insiden ledakan dahsyat di Beirut. Gerakan simplik serupa juga dilaporkan dilakukan di tempat terkenal seperti Piramida Giza, Mesir dan Burj Khalifa, Dubai. Diketahui, ledakan yang terjadi Selasa kemarin menewaskan 137 jiwa dan ribuan orang dilaporkan terluka.

Ibu Kota Beirut yang hancur menyisakan ratusan penduduk kehilangan tempat tinggal mereka. Banyak orang masih mencari keluarga dan korban yang selamat dari ledakan besar itu. Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan, Prancis akan mengirim 55 personel keamanan ke Lebanon dan 6 ton peralatan kesehatan.

Sementara, sekitar 10 dokter darurat juga akan terbang ke Beirut. "Perancis selalu berada di sisi Lebanon dan rakyat Lebanon. Kami siap membantu tergantung pada kebutuhan yang diungkapkan oleh pemerintah Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri Jean Yves Le Drian, seperti dilansir Reuters , Rabu (5/8/2020). Diberitakan sebelumnya, puluhan orang melakukan aksi unjuk rasa di kawasan pemerintahan di Beirut, Lebanon pascaledakan dahsyat pada Kamis (6/8/2020).

Demonstrasi anti pemerintah ini berujung bentrokan antara pasukan keamanan dengan massa. Petugas berwajib menghujani massa dengan gas air mata di sekitar kawasan tersebut. Puluhan orang ini mempersoalkan ledakan yang terjadi di area pelabuhan Beirut, Selasa (4/8/2020).

Dikutip dari , pemerintah menyimpulkan musibah terjadi karena 2.750 ton amonium nitrat disimpan secara serampangan. Adapun bahan yang biasa digunakan untuk pupuk dan juga rentan meledak itu disimpan di gudang pelabuhan selama 6 tahun, terhitung dari 2013. Banyak warga Lebanon yang menilai ledakan tidak lain disebabkan kelalaian pemerintah.

Selain itu, sejak bencana ini terjadi terdapat dua pejabat pemerintahan yang mengundurkan diri. Anggota parlemen Marwan Hamadeh mengundurkan diri pada Rabu, sementara itu Dubes Lebanon untuk Yordania Tracy Chamoun sehari setelahnya. Tracy mengatakan bahwa di masa bencana dibutuhkan pergantian kepemimpinan baru.

Sebelumnya pada Kamis, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengunjungi Beirut dan mengatakan Lebanon perlu perubahan besar dari pemerintah. Dia juga meminta penyelidikan internasional atas bencana tersebut.