Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerap hasil perikanan nelayan dan pembudidaya yang terdampak ekonomi imbas wabah Covid 19. KKP menggandeng perusahaan BUMN yakni PT Perikanan Nusantara (Perinus) dan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dengan total nilai Rp 60 miliar. Menteri KKP Edhy Prabowo menjelaskan dana total Rp60 miliar tersebut diperkirakan mampu menyerap 3.000 ton produk perikanan yang berasal dari mitra BUMN, nasabah Bank Mikro Nelayan Badan Layanan Usaha Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP), serta nelayan dan pembudidaya ikan lainnya.
“Ini upaya yang kita lakukan untuk menyerap hasil perikanan. Harapannya bisa berdampak luas membantu nelayan dan pembudidaya. Sehingga tidak ada lagi ke depan ikan dikubur, tidak ada lagi ikan dibuang ke laut,” ujarnya saat penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman dalam keterangan, Kamis (30/4/2020). Pinjaman BLULPMUKP ini merupakan fasilitas pinjaman awal agar kedua BUMN itu dapat segera menyerap hasil nelayan dan pembudidaya ikan. Menteri Edhy meyakini penyerapan hasil perikanan oleh Perinus dan Perindo langkah antisipasi praktik spekulan.
“Ini menjadi intervensi untuk menghindari spekulan di lapangan,” tambah Edhy. Ia optimistis sektor kelautan dan perikanan memiliki peranan penting selama periode pandemi maupun pasca dampak Covid 19. Karena itu, KKP mendorong BUMN Perikanan memainkan peranan yang lebih besar lagi, terutama untuk menjamin berlangsungnya kegiatan usaha pemasaran produk perikanan.
Menteri Edhy juga mendorong kalangan perbankan, terutama dari Bank Himbara, untuk dapat menambah alokasi kebutuhan pendanaan dari BUMN Perikanan untuk menyerap lebih besar lagi hasil tangkapan nelayan dan produk pembudidaya ikan. Sementara itu, Dirut Perum Perindo Farida Mokodompit mengatakan penyerapan hasil perikanan dilakukan melalui lima cabang dan 23 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Perum Perindo akan berkoordinasi dengan pihak lain, untuk memperluas penyerapan.
“(Penyerapan) yang pertama tentu saja di lokasi lokasi kami. Kami juga akan berkoordinasi dengan Ditjen Perikanan Tangkap KKP misalnya, yang punya data cold strorage dan nelayan nelayan yang ikannya belum tertampung,” urai Farida.