Masa pandemi virus corona Covid 19 secara nyata merubah pola hidup masyarakat. Sebagai upaya pencegahan berkembangnya virus ini, pemerintah pun membatasi mobilitas masyarakat dengan mengimbau berkegiatan di rumah. Mulai bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah.

Lantas bagaimana cara menjaga psikologis keluarga agar tetap terjaga di masa pandemi virus corona? Psikolog R Yuli Budirahayu dari Jasa Psikologi Indonesia (JASPI) Surakarta mengungkapkan beberapa hal yang harus dilakukan keluarga untuk menghadapi masa pandemi Covid 19 bersama keluarga. Yuli menyebut, di awal wabah virus corona banyak orang mengalami kepanikan yang luar biasa.

Kepanikan bertambah setelah pemerintah memberlakukan pembatasan gerak. "Kepanikan orang tua pun muncul, bagaimana mencukupi kebutuhan sehari hari, sedangkan banyak akses pemenuhan kebutuhan dibatasi," ujarnya. Yuli mengungkapkan hal utama yang harus dipersiapkan keluarga adalah menghilangkan rasa cemas.

Pertama, orang tua harus melakukan komunikasi dengan anggota keluarga, terutama pada anak anak. "Sampaikan ke mereka bahwa wabah ini memang ada dan mau tidak mau harus dihadapi," ungkapnya. Dengan adanya wabah, mereka juga tidak perlu takut, walaupun kecemasan memang ada.

"Orang tua harus menunjukkan jika seperti inilah rasa cemas. Cuma, orang tua harus memberikan pengertian mengama kita perlu cemas, bagaimana cara menanggulangi cemas," ujarnya. Yuli mengungkapkan para orang tua harus terlebih dahulu mengontrol rasa cemas. "Jangan sampai anak melihat orang tua cemas, agar anak tidak berpikir orang tua saja cemas, bagaimana aku tidak," ungkapnya.

Yuli menyebut sikap tenang harus dimunculkan dalam menghadapi wabah Covid 19 . "Caranya, harus berpikir positif," ujarnya. Orangtua perlu menggambarkan segala sesuatu harus dihadapi dengan positif.

"Anak harus diberi pengertian jika pertolongan Allah SWT itu pasti ada," ungkapnya. "Allah SWT yang menciptakan sakit dan yang menciptakan sehat," imbuhnya. Menurut Yuli, anggota keluarga harus diajak untuk selalu berpikir positif.

"Harus diajak percaya jika semua yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT," ungkap Yuli. Yuli pun memberikan pesan agar keluarga mampu menerima kenyataan yang ada. Namun, harus diimbangi dengan rasa syukur.

"Wabah Covid 19 ini memang harus menghadapi, kita harus menerima, kita harus tetap bersyukur karena akan ada hal positif dari wabah ini, terutama kebersamaan keluarga," ungkapnya. Sementara itu, Yuli merupakan salah satu psikolog yang tergabung dalam Satgas Covid 19 di Provinsi Jawa Tengah. Yuli bersama Ikatan Psikolog Klinis (IPK) di Jawa Tengah memberikan layanan psikologis secara gratis bagi keluarga yang ingin berkonsultasi.

"Tugas kami psikolog IPK membantu orang yang membutuhkan pelayanan psikologis yang berkaitan dengan wabah covid," ujarnya. Terutama bagi keluarga yang merasakan kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan. "Bisa menghubungi psikolog sesuai jadwal yang tertera," ujarnya.

Layanan ini bisa digunakan para keluarga di Indonesia secara cuma cuma. "Mereka bisa menyampaikan apapun, dan tidak dipungut biaya alias gratis," ungkapnya. Bagi Anda yang membutuhkan layanan psikologis, bisa menghubungi daftar psikolog yang terdaftar dalam Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia sesuai hari dan jam yang tertera pada daftar di bawah ini :

Selengkapnya mengenai layanan konsultasi gratis dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia bisa dilihat