Pelantikan penjabat (Pj) Keuchik Pasi Mali, Kecamatan Woyla Barat, Aceh Barat sempat diwarnai insiden pemecahan kaca jendela dan pintu saat berlangsungnya pembacaan surat keputusan (SK) pelantikan Pj keuchik yang baru di Kantor Camat Woyla Barat, Senin (3/2/2020). Aksi anarkis tersebut dilakukan penjabat lama Abdul Salam lantaran tidak terima dirinya diberhentikan dari posisi Pj Keuchik Pasi Mali. Meski sempat terganggu, namun prosesi pelantikan Pj keuchik yang baru atas nama Zamzami tetap berjalan lancar sampai selesai.
Peristiwa itu terjadi pada saat pembacaan SK pengangkatan Pj Keuchik Pasi Mali yang baru atas nama Zamzami. Tiba tiba, Pj keuchik lama, Abdul Salam beserta 5 anggota keluarganya mengamuk karena tidak terima dia diberhentikan dengan alasan tidak jelas. Sebab, Abdul Salam mengklaim, dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun selama menjabat sebagai Pj Keuchik Pasi Mali.
Sontak, insiden dadakan ini sempat mengejutkan para undangan yang ada di Aula Kantor Camat Woyla Barat. Danramil Woyla Barat, Lettu Azhari yang dikonfirmasi Serambi, Senin (3/2/2020) mengatakan, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.15 WIB, ketika sedang dibacakan SK penetapan Pj Keuchik Pasi Mali yang baru yaitu Zamzami. Tanpa disangka, pihak keluarga Pj keuchik lama Abdul Salam yang tidak menerima dengan pemberhentian itu bersikap anarkis.
Bahkan, Abdul Salam mengklaim bahwa SK nya sebagai Pj Keuchik Pasi Mali masih aktif. Berawal dari itu, kemudian keluarga Pj keuchik lama membuat keributan dengan merusak sebagian fasilitas Kantor Camat Woyla Barat, seperti memecahkan kaca jendela dan pintu. Namun aksi tersebut tak berlangsung lama karena berhasil dicegah oleh pihak keamanan dari Koramil dan Polsek setempat.
"Masalah tersebut sudah berhasil diamankan, sehingga pelantikan tetap berjalan dengan baik dan aman tanpa ada keributan lagi, pasca aksi dari keluarga Abdul Salam berhasil diredam oleh pihak keamanan pada hari itu," jelas Lettu Azhari. Kapolres Aceh Barat, AKBP Andrianto Argamu, melalui Kapolsek Woyla Barat, Ipda M Jafar saat kepada Serambi, Senin (3/2/2020), membenarkan adanya insiden kericuhan saat berlangsungnya pelantikan Pj Keuchik Pasi Mali. Namun kericuhan itu tidak berlangsung lama karena dengan cepat diredam aparat keamanan.
Ipda M Jafar mengaku, tidak bisa memberi penjelasan lebih lanjut lantaran jaringan komunikasi selularnya kurang bangus. Hal senada juga diucapkan Sekcam Woyla Barat, Nurdin. Menurut Nurdin, aksi anarkis Pj keuchik lama tak terlalu mengganggu proses pelantikan Pj Keuchik Pasi Mali yang baru.
"Proses pelantikan Pj keuchik tetap berlangsung hingga selesai," ungkap Nurdin. Sedangkan Camat Woyla Barat, Zona Marliansah Putra saat dikonfirmasi engan memberikan komentar menyangkut insiden yang terjadi pada saat pelantikan Pj Keuchik Pasi Mali tersebut. Ia menyarankan agar persoalan tersebut dikonfirmasi langsung ke Polsek Woyla Barat.
Sementara itu, Pj Keuchik Pasi Mali yang lama, Abdul Salam saat dikonfirmasi Serambi, Senin (3/2/2020) mengatakan, pihaknya merasa tidak dihargai karena proses pemberhentiannya dilakukan secara tiba tiba. Sebab, menurutnya, ia tidak pernah melakukan kesalahan selama menjabat sebagai Pj Keuchik Pasi Mali, Kecamatan Woyla Barat. "Seharusnya dilakukan musyawarah dengan aparat gampong guna menciptakan kebersamaan, jangan sembunyi sembunyi supaya tidak melahirkan masalah dan keributan di masyarakat," jelas Abdul Salam.
Terkait adanya kerusakan Kantor Camat Woyla Barat, Abdul Salam mengaku tidak mengetahuinya. Ia berdalih, banyak warga yang tidak sepakat dengan pergantian Pj keuchik yang dilakukan tanpa ada musyawarah bersama. "Sehingga wajar jika ada warga yang marah atas kebijakan tersebut," ujar dia.
Abdul Salam menambahkan, seharusnya jika pemberhentian itu memang harus dilakukan, maka itu harus dimusyawarahkan bersama dulu sehingga tidak menciptakan kubu kubuan di tengah masyarakat. "Jika kebijakan dilakukan tidak transparan tentu banyak kubu yang muncul dan menyebabkan keributan di tengah masyarakat," ujar dia.